Thursday 6 July 2023

4 Tanda Seseorang Siap Menikah, Coba Cek Calon Pasanganmu

siap-menikah


Siap menikah sesungguhnya merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi pasangan atau seseorang yang ingin menyempurnakan separuh agama dalam ibadah terpanjang bernama pernikahan. Tentu saja kesiapan tersebut merupakan syarat wajib tambahan selain adanya mempelai, mahar, dan ijab qobul. Karena sesungguhnya pernikahan bukan hanya rencana hidup seminggu atau sebulan, tapi bertahun-tahun hingga tutup usia. 

Sayangnya, kesiapan seseorang untuk menikah tidak bisa diukur secara pasti dalam pandangan mata dan pertemuan singkat. Saya menulis ini di usia yang mungkin orang pikir tak lagi muda, tapi menurut saya juga belum tua. Ya, menikah kan bisa menjadikan seseorang tampak tua. Jadi sebelum saya mengalaminya, masih boleh lah mengaku muda. Hehehe

Lalu apa ciri seseorang atau pasangan bisa dianggap siap menikah? Toh di dunia ini tidak ada manusia sempurna. Hanya ada manusia-manusia yang berusaha memperbaiki diri dari waktu ke waktu saja, kan? Hei, kesempurnaan manusia dan kesiapan menikah itu tidak ada hubungannya secara langsung, jadi jangan menghubungkannya tanpa relasi yang pasti.

Tanda Seseorang Siap Menikah, Bagaimana Denganmu dan Calon Pasangan?

Berdasarkan pengamatan pribadi saya selama beberapa tahun terakhir, banyaknya kasus perceraian yang terjadi akhir-akhir ini salah satunya adalah karena pasangan menikah tanpa kesiapan yang pantas. Jadi, apa saja tanda seseorang siap menikah? Berikut beberapa hal yang bisa Anda perhatikan pada diri sendiri dan calon pasangan.

1. Mandiri Finansial

Seseorang dianggap siap menikah ketika sudah bisa mengatur keuangannya secara mandiri. Bukan berarti seseorang harus kaya dulu, punya tabungan, rumah, kendaraan pribadi, atau gaya hidup yang bisa dianggap mewah, bukan. Hal terpenting dari mandiri finansial dapat dinilai dari sumber penghasilannya, apakah tetap atau fluktuatif, apakah cukup untuk kebutuhannya sendiri atau bahkan bisa berbagi dengan orang-orang terdekatnya.

Untuk mengetahui kondisi keuangan pasangan, tentu perlu diskusi secara langsung. Termasuk jika ada kewajiban yang harus dilunasi dan ditunaikan, Keterbukaan finansial sejak awal akan sangat membantu pasangan saling memahami satu sama lain. Ingat, poin pentingnya bukan seberapa banyak uang yang dimiliki saat ini, tapi lebih kepada pertimbangan apakah cukup atau tidak memenuhi kebutuhan pokok.

Jika kondisi finansial saat ini sudah cukup mapan, alhamdulillah. Selanjutnya hanya perlu mengatur supaya apa yang sudah dimiliki dapat menambah manfaat dan berkah lebih luas. Sebaliknya jika kondisi finansial saat ini dirasa belum cukup, bukan berarti seseorang bisa dianggap belum siap menikah. Selama masih ada rencana keuangan yang realistis ditambah dengan karakternya yang baik, mau bekerja dan tidak mudah merasa ingin tergantung pada orang lain akan cukup membantu mencerahkan masa depan bersama.

Jangan ambil risiko dengan menikahi seseorang yang tidak mapan secara finansial, tidak punya rencana masa depan yang baik, dan tidak memiliki karakter yang baik dalam bertahan hidup di muka bumi yang cukup kejam ini. Akibatnya bisa fatal, apalagi hidup sangat butuh uang untuk segala macam kebutuhan. Tidak ada bagian hidup yang benar-benar gratis di dunia ini. Jadi kalau tidak punya cukup uang, minimal masih punya karakter yang baik dan kemauan kuat untuk berusaha dengan baik memenuhi kebutuhan hidup bersama pasangan.

Tuhan kita yang Maha Kaya tidak akan membiarkan hambaNya mati kelaparan selama kita sebagai makhluk mau berdoa dan berusaha, kan? Jadi luruskan kembali niat menikah itu untuk menyempurnakan separuh agama. Gunakan cara yang halal untuk memenuhi setiap kebutuhan dan jangan terpedaya dengan gaya hidup yang jelas berpotensi merugikan masa depan.

2. Punya Rencana Masa Depan

Seseorang yang siap menikah pasti memiliki impian dan rencana masa depan yang jelas. Memang tidak semua hal berjalan sesuai rencana dan lancar seperti yang dibayangkan. Minimal, memiliki rencana adalah bagian dari ikhtiyar yang harus disempurnakan secara nyata, baik secara pribadi maupun bersama pasangan. 

Jangan habiskan waktu selama sisa hidup dengan seseorang yang tidak puna rencana masa depan. Mungkin ada hal-hal yang harus didiskusikan bersama calon tentang rencana masa depan masing-masing, ada yang harus dikompromikan atau bahkan direlakan demi kebersamaan dan kelangsungan hidup yang lebih baik setelah menikah. Hal ini tentu jauh lebih baik daripada tidak memiliki rencana dan hanya pasrah pada jalan hidup.

Orang-orang sukses sering berkata bahwa gagal merealisasikan rencana masih jauh lebih baik daripada gagal membuat rencana. Bagaimana mungkin seseorang bisa sukses jika rencana saja tak punya? Jika terlalu sulit membuat rencana masa depan, setidaknya kita bisa memulai dengan menyusun mimpi, kemudian membuatnya semakin detil dengan daftar hal-hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut.

3. "Selesai" Dengan Diri Sendiri

"Selesai" dengan diri sendiri merupakan tanda seseorang siap menikah yang paling sulit dikenali. Karena jangankan menilai orang lain, diri kita sendiri saja kadang harus melalui banyak peristiwa untuk mengenalinya. Kadang kita harus berhadapan dengan kejadian tak terduga yang menguji kesabaran dan kekuatan iman untuk mengetahui seberapa jauh kita sudah "selesai" dengan diri sendiri.

Minimal, orang yang "selesai" dengan dirinya sendiri tidak akan menjadikan masa lalu sebagai beban masa depannya. Sesakit apapun masa lalu, seperih apapun luka yang ditinggalkan, tidak membuatnya ingin melampiaskan kepada orang-orang baru di sekitarnya atau menganggap orang dekatnya saat ini sama dengan yang sudah berlalu. 

Anda atau kita mungkin akan sulit mendapat jawaban jujur jika bertanya lugas kepada calon pasangan, "Apakah kamu sudah selesai dengan diri sendiri?". Selain mungkin saja dia sendiri kesulitan menjelaskan tentang dirinya, penilaian tersebut bisa jadi sangat subjektif. 

Sebagai gambaran, kita bisa menilai sejauh mana seseorang bisa menjadi pasangan yang baik di kehidupan masa depan saat caranya marah masih bisa kita terima. Selain itu, perhatikan prinsip hidupnya dalam interaksi selama mempertimbangkan dia layak atau tidak diterima sebagai pasangan yang tepat. Apakah prinsip hidup dia sesuai dengan kepribadian atau minimal bisa kita terima dengan baik? Jika ada kekurangan, bisakah kita menganggap itu bukan sesuatu yang fatal?

4. Fokus Pada Solusi Saat Ada Masalah

Fokus pada solusi adalah tanda keempat yang mungkin poin terakhir dalam tulisan ini, tapi tidak di kehidupan nyata. Anda bisa menambahkan hal lain yang dapat dijadikan pertanda seseorang terutama calon pasangan sudah siap menikah.

Namanya hidup, pasti tidak lepas dari masalah dan munculnya konflik. Baik dengan pasangan secara pribadi, pasangan dengan keluarga kita, kita dengan keluarga pasangan, atau dengan orang lain yang bukan siapa-siapa namun terhubung melalui banyak kesempatan. Seseorang yang siap menikah akan fokus dengan solusi saat menghadapi masalah, bukan malah mengungkit penyebab yang justru memperkeruh suasana.

Jadi, sudah siapkah kita menikah? Mungkin ada dari kalian yang berpikir bahwa manusia adalah makhluk dinamis, yang bisa berubah seiring waktu dan kejadian. Kondisi saat ini bisa saja berubah di masa depan, kan? Tentu saja fakta itu tidak salah, namun kita juga paham bahwa karakter tidak bisa dibentuk secara instan. Saat memutuskan untuk menikah, kita harus berhadapan dengan fakta bahwa calon pasangan kita adalah "produk jadi", bukan "bahan baku" yang bisa kita bentuk dengan mudah.

Konsekuensinya adalah, pertama kita harus bisa menerima seluruh dirinya dalam bingkai bernama pernikahan. Kelebihan lengkap dengan kekurangannya, kebahagian sepaket dengan lukanya, masa lalunya yang mungkin suram beserta masa depannya yang masih suci. Akan bagus jika kita menyatakan diri siap dengan segala konsekuensi tersebut, tapi akan menjadi runyam urusannya saat hal-hal prinsip harus kita kompromikan dengan berat hati.

Akibat Pernikahan Tanpa Kesiapan

Berapa banyak sudah orang-orang yang memaksakan diri menyatakan siap menikah, tapi di tengah jalan harus menyerah. Salah satu akibat terparah dari menikah tanpa kesiapan adalah harus diambilnya keputusan untuk berpisah. Sebelum itu terjadi, pasti banyak sekali pertimbangannya, apalagi pernikahan termasuk salah satu dari "perjanjian berat" antara hamba dengan Tuhannya. Akan lebih panjang urusannya jika memutuskan menyerah ketika sudah ada anak yang menjadi amanah.

Tidak berpisah sementara bermasalah dengan pasangan bisa jadi tidak lebih baik dari perceraian. Ada banyak orang di luar sana yang jauh lebih tersiksa dalam pernikahan tapi tidak memiliki cukup nyali untuk mengakhirinya karena berbagai pertimbangan. Kalau sudah begini, siapa yang salah? Eh, akan jauh lebih bijak jika ketika masalah terjadi, kita fokus mencari solusi, setelah mengetahui penyebab masalah tersebut secukupnya.

Pada akhirnya, siap menikah adalah tentang keyakinan hati. Beberapa pertimbangan di atas adalah pemicu kita untuk berpikir lebih jernih agar tidak salah mengambil langkah. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa dijaga dalam petunjukNya setiap kali perlu mengambil keputusan hidup. Semoga kita selalu dijauhkan dari tipu daya setan yang ingin menyatukan dua insan dalam pergaulan, tapi juga ingin memisahkan pasangan yang sudah sah diikat dengan pernikahan. 


18 comments:

  1. Pernikahan bukanlah hal main-main, memang harus siap dengan matang lahir batin, ya, untuk menuju jenjang sakral itu. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pernikahan karena alasan belum siap mengarungi bahtera keluarga

    ReplyDelete
  2. Pernikahan memang butuh kesiapan lahir maupun batin karena akan bersama-sama dalam waktu yang lama. Tetapi, kata belum siap jangan juga dijadikan alasan untuk menunda-nunda Pernikahan ☺️

    ReplyDelete
  3. Aku merasa tertampar sama kalimat "menikah menjadikan seseorang tampak tua." Wkwkwk... Tp bener sih ini. Menikah itu kan ibadah terlama. Masa iya mau asal2an. 🥰

    ReplyDelete
  4. Zaman sekarang banyak kasus perceraian yang makin membuat orang jadi trust issue dengan pernikahan. Padahal, semestinya, daripada takut, kenapa kita ga cari tau aja yaa, penyebabnya apa dan bagaimana cara mencegahnya? Terutama tentang selesai dengan diri sendiri dan dapat menghadapi masalah dengan baik. Okelah kita punya finansial yang baik, tapi problem solving juga sepenting di ituu

    ReplyDelete
  5. Siap secara fisik dan mental memang diperlukan ketika memasuki jenjang pernikahan, ya mbak. Setuju sekali kalau beberapa kriteria kesiapan menikah di atas memang merupakan penunjang, yang terpenting adalah hati yang sudah berposisi yakin, yakin untuk melepas masa lajang dan yakin atas pasangan yang dipilih, hehe...

    ReplyDelete
  6. Huhuhu baca artikel yang pas banget nih akuu. 😂
    Saking meresapi baca artikel ini sampe meringis teriris iris 😂
    Susah banget nyari dan ketemu sama yang benar-benar siap dan sanggup jalani hubungan untuk tujuan pernikahan 🥴

    ReplyDelete
  7. Nomor 3 itu penting banget
    Jangan sampai kita berpasangan yang belum beres masalah dirinya sendiri apalagi hubungannya sama masa lalu

    ReplyDelete
  8. Pernikahan itu ibadah yang panjang dan lama, belajarnya seumur hidup
    Selain itu pernikahan juga awal sebuah perjalanan
    Oleh karena itu, kedua pihak berperan aktif, tidak bisa hanya salah satu saja bukan?

    ReplyDelete
  9. Keep up your wonderful blog keep do it and post more blogs
    mejor abogado de accidentes de moto

    ReplyDelete
  10. Estate Planning Lawyer
    Article '4 Tanda Seseorang Siap Menikah' is an informative and relevant piece for many people in the realm of sexual relationships. It provides clear explanations of important aspects to be considered before engaging in sexual relationships. The article offers a realistic perspective on the topic and encourages readers to understand their own feelings and commitments. The article also provides clear and easy-to-understand explanations for various situations. It offers a valuable perspective for those who want to understand their relationships better. The use of concrete context helps to explain each aspect better. The article emphasizes that sexual relationships are significant decisions that require serious consideration. It can be a good tool for discussing sexual experiences during different times. The article also provides valuable information without being overly revealing. The article is highly recommended for those who think about sexual relationships at all times.

    ReplyDelete
  11. Evaluating a person's marital readiness entails looking for certain traits. A prospective life partner ought to exhibit strong communication abilities, emotional maturity, and a dedication to self-improvement. It's critical to assess their capacity for overcoming obstacles with empathy and resilience. Seek for mutual respect, common goals, and shared values in your relationship. A solid basis for a long-lasting marriage is demonstrated by a willingness to work together and be open to compromise. A well-rounded partner also possesses a sense of humor and sound financial management. You can learn more about your potential spouse's preparedness for the long-term commitment of marriage by assessing these factors.
    trucking accident law firms

    ReplyDelete
  12. Menikah bukanlah rencana sebentar, tapi sebuah perjalanan panjang. Artikel ini menggambarkan bahwa kesiapan finansial dan karakter yang baik menjadi tanda seseorang siap menikah.
    Careless Driving in New Jersey

    ReplyDelete
  13. It's important to evaluate someone's suitability for marriage. Examine the communication abilities, emotional intelligence, and dedication to personal development of your potential spouse in order to determine if they are a good fit. Essential signs are a willingness to make concessions and respect for one another. To guarantee alignment, take into account common values, objectives, and long-term aspirations. For a partnership to succeed, determining financial compatibility and talking about future plans are essential. Seek traits like empathy, reliability, and a readiness to work through difficulties as a team. In any relationship, communication must be honest and open. You can learn more about your partner's marital preparedness and lay the groundwork for a long-lasting commitment by assessing these factors.
    trucking accidents lawyer

    ReplyDelete

  14. "Artikel '4 Tanda Seseorang Siap Menikah, Coba Cek Calon Pasanganmu' memberikan wawasan berharga dalam ||How Quickly Can You Get A Divorce in New York||How Much is It for A Divorce in New York mengidentifikasi kesiapan seseorang untuk melangkah ke dalam ikatan pernikahan. Informasi ini menjadi panduan bijak bagi mereka yang sedang mempertimbangkan komitmen serius dalam hubungan."




    ReplyDelete
  15. Commitment: They put your relationship first and show that they're ready to overcome obstacles together.
    Communication: They build a strong emotional bond by being honest about their thoughts, feelings, and concerns.
    Shared Values: When your goals, values, and way of life coincide, a strong basis for a long-term relationship is established.

    Future Planning: They actively involve you in their plans for the future and seem excited about starting a family.
    abogado inmobiliario

    ReplyDelete