Saturday, 14 June 2025

Sudesi-Gagasan Sukses Satu Istri



Sudah menjadi informasi umum, bahwa mayoritas laki-laki menginginkan istri lebih dari satu. Bahkan ada yang beranggapan bahwa semakin banyak istri, semakin dianggap keren karena kejantanannya, juga kesuksesannya mampu "menghidupi" beberapa dapur sekaligus. Sebaliknya, suami lebih dari satu dianggap aib bagi perempuan. Hina. Tidak berharga. Barang obralan. Atau mungkin ada istilah lain yang lebih seram didengar?

Ide "Agak" Maksa

Gagasan Sudesi-Sukses dengan satu istri- merupakan akronim yang agak "maksa" jadi ide utama novel ini. Tokoh utamanya adalah Pak Jati, yang juga Pemred-sebuah media- dan juga penggagas sekaligus korban dalam cerita secara keseluruhan. Bagaimana tidak, ia mencetuskan ide Sudesi melalui pidato di peringatan Hari Kartini, kemudian idenya menjadi pro-kontra secara nasional, ia dipenjara karena dugaan korupsi, dan ide Sudesi itu sendiri menjadi ujian baginya.
Lengkapnya? Baca sendiri lah ya, saya tidak punya banyak waktu hari ini untuk menyelesaikan tulisan yang indah karena baru saja menuntaskan satu naskah untuk buku ajar dan beberapa menit ke depan harus bersiap ke luar kota sampai besok, tanpa bisa menyentuh lagi laptop atau bermain handphone di perjalanan karena pusing.
Oke, jadi pelajaran apa saja yang bisa kita ambil dari salah satu novel karya Arswendo Atmowiloto yang legendaris di dunia sastra Indonesia ini?
1. Sukses dengan satu istri itu sangat mungkin diwujudkan oleh laki-laki
2. Ujian rumah tangga setelah berkomitmen dalam pernikahan bukan sesuatu yang asing, kan? maka ia pasti ada
3. Kesuksesan pernikahan hanya dengan satu istri yang memenuhi syarat: pernikahan pertama dan satu-satunya, mungkin tidak bisa diraih setiap orang, tapi tidak masalah karena Sudesi hanya "ide" untuk mempertahankan pernikahan
4. Jika tidak bisa masuk anggota Sudesi karena seorang laki-laki perlu menghadapi pernikahan kedua tau seterusnya, tidak masalah karena yang terpenting adalah kita bahagia dengan pernikahan tersebut.

Sudesi adalah tentang bagaimana pasangan suami istri saling menjaga, percaya, setia, hanya dengan pasangan yang dipilih dan diikat dalam penikahan. Perkara godaan orang ketiga, rayuan mendua karena hasrat atau sebab lainnya sangat mungkin muncul sewaktu-waktu dan solusinya akan kembali lagi pada sekuat apa komitmen yang telah dibangun, juga tujuan apa yang masih bisa diperjuangkan bersama oleh pasangan tersebut. Jadi adanya godaan orang ketiga atau sebab lain itu mungkin di luar kontrol, namun bagaimana menyikapinya adalah perkara berbeda. 

Novel ini sukses membuat saya berpikir banyak tentang pernikahan-tentu saja sambil menyiapkan mental-, sekaligus mengajarkan banyak hal tentang sudut pandang suami dan istri yang mungkin pernah atau akan kita abaikan padahal menjadi unsur penting dalam pengambilan keputusan berikutnya. 

Jadi cukup sementara segini ya, tulisannnya? Semoga ada waktu untuk memperbaiki dan menulis lebih panjang tentang Sudesi

No comments:

Post a Comment