Sunday 7 March 2021

Review Buku Hai, Anak Cucuku: Sebuah Cermin Sosok Tuan A.Hassan

hai anak cucuku A.Hassan

 

Buku “Hai, Anak Cucuku” adalah  sekumpulan nasehat dari seorang ulama kepada generasi penerusnya. Tuan A. Hassan adalah pendiri Persatuan Islam atau saat ini terkenal dengan sebutan PERSIS. Beliau hidup antara tahun 1887-1958. Beliau dikenal sebagai sosok yang tegas, teguh pendirian, pekerja keras, sekaligus penyayang kepada orang-orang di sekitarnya.

Tuan A.Hassan juga terkenal sebagai ulama yang mandiri, hidupnya sama sekali tidak bergantung kepada murid atau penguasa. Dalam buku Ini, tertulis nasehat beliau tentang bagaimana seharusnya seorang anak menjalani kehidupan. Perangai apa saja yang harus dijaga, pun dihindari. Bagaimana harus bersikap terhadap sesuatu, mengambil keputusan, atau memilih di antara sekian pilihan.

Tentang Buku “Hai, Anak Cucuku”

Buku “Hai, Anak Cucuku” adalah naskah yang ditulis oleh Tuan A. Hassan dalam sebuah catatan nasehat untuk anak cucunya. Beliau berharap dengan meninggalkan catatan tersebut, anak cucunya hidup sesuai fitrah, sesuai bimbingan Al Qur’an dan Sunnah. Kemudian para penerusnya, termasuk editor yang juga alumnus pesantren Persis Bangil dan pengurus Persis berinisiatif menerbitkannya.

Penerbitan buku ini bertujuan agar semakin banyak generasi muda yang membaca, memahami adab sebelum ilmu, dan mempraktikkan adab dan ilmu dalam beramal. Karena sesungguhnya perkara adab ini sangat penting diajarkan sebelum belajar ilmu. sehingga perkembangan zaman tidak menurunkan kualitas kepribadian.

Dalam beberapa bagian, buku ini bisa dianggap kurang relevan terhadap perkembangan zaman. Hal ini wajar, karena buku ini ditulis sesuai dengan zamannya, sebelum atau sekitar Indonesia baru merdeka. Saat itu belum ada internet, teknologi komputer, bahkan telepon genggam. Tapi sungguh, mutiara nasehat Tuan A. Hassan ini penting dipahami setiap generasi.

Salah satu nasehat beliau:

Pemberian Tuhan kepada kita sebilah lidah, tidak sepasang seperti telinga dan mata, yang dindingnya dengan dua bibir dan dipagarnya dengan tangkupan dua jejer gigi, adalah mengandung arti, bahwa lidah itu, suatu benda yang lebih perlu tersimpan daripada terdedah, dan lebih baik diam daripada bekerja.

Bagian Dalam Buku Hai, Anak Cucuku

Membaca buku “Hai, Anak Cucuku”, terasa seperti mendengar nasehat seorang kakek yang bijaksana. Nasehatnya jauh melampaui otak untuk merangkai logika. Jauh melompati hati dari sekadar rasa. Nasehat beliau adalah untaian hikmah yang menjadi jaring-jaring raksasa. Jika saja semua orang memahaminya, akan tenteram dunia dari petaka.

Posting tentang buku lainnya: Takdir Maha Sempurna

Bagian Satu: Perangai Baik

Di bagian satu buku “Hai, Anak Cucuku”, terdapat 55 poin nasehat tentang perangai atau kelakuan baik dan kesopanan. Mulai dari adab terhadap orang-orang terdekat seperti ibu bapak, kakek nenek dan saudara. Hingga tentang nasehat bagaimana menjaga sifat baik seperti jujur, adil, amanat, sabar, hingga syukur.

Pada bagian ini, nasehat tentang perilaku terhadap orang lain yang mungkin berinteraksi dengan kita juga diungkap. Seperti bagaimana bersikap kepada sahabat, siapa yang bisa dijadikan sahabat, perilaku terhadap teman, pegawai, hingga saat berada di tempat umum.

hai anak cucuku


Bagian Dua: Perangai Buruk

Bagian kedua disampaikan tentang adab dan perangai yang buruk, yang harus dihindari dan dijauhi tentu setiap orang tidak lepas dari khilaf atau salah. Sehingga dengannya timbul konflik dengan sesama manusia di masyarakat. Perangai buruk tidak hanya merusak diri sendiri, tapi juga bisa jadi merugikan orang lain .

Perangai dusta, khianat, mengumpat, boros, bakhil, suka membantah, dan 27 perangai buruk lainnya dibahas detil dalam buku ini. Tuan A.Hassan menuliskan keburukan macam apa yang muncul, seandainya perangai buruk itu dipelihara. Lengkap bersama pembahasan bagaimana menghindari atau menghilangkan perangai buruk itu dari dalam diri.
Buku lain: Novel Ayat-Ayat Cinta 2

Bagian Tiga: Perdagangan dan Perusahaan

Di bagian ketiga, terdapat ulasan lengkap bagaimana sikap seharusnya sebagai seorang pengusaha. Seorang pedagang harus tampak bersih di haapan para pembelinya, tempat yang digunakan untuk berjualan juga harus bersih. Setiap orang yang memilih berdagang atau menjalankan usaha harus paham prinsip yang harus dijaga, termasuk menjaga pencatatan keuangannya.

adab dan ilmu


Bagian Empat: Pelajaran, Perkawinan, Kesehatan, dll

Di bagian ini, terdapat beberapa hal yang terlalu kuno jika dibandingkan dengan kemajuan teknologi yang dicapai manusia sekarang. Tapi dari 30 pokok bahasan yang disajikan dalam buku “Hai, Anak Cucuku”, sebagian besar justru seharusnya dijaga baik-baik, namun rupanya sudah hampir sirna dari kehidupan bermasyarakat.

Buku lain: Bidadari Untuk Dewa (novel)

Seperti cara makan, apa yang seharusnya dihindari atau dilakukan saat makan bersama? Bolehkah duduk miring, atau bergoyang-goyang saat makan bersam banyak orang? Bagaimana jika ingin berbicara saat makan? Tanpa memahami ilmu dasar ini, begitu banyak orang yang bertindak kurang sopan saat makan bersama. Lama kelamaan, kebiasaan tersebut dianggap lumrah, lalu anggapan kurang sopan perlahan sirna.

Dalam hal perkawinan, bagaimana memilih jodoh hingga menjalani kehidupan rumah tangga yang tenteram, diajarkan pula oleh ulama ini. Termasuk bagaimana bersikap kepada keluarga pasangan, hak dan kewajiban apa saja yang harus ditunaikan. Agar perselisihan tidak berlarut dan menjadi masalah besar, perlu pula cara komunikasi yang benar dan pemahaman yang sama terhadap suatu perkara.

Novel Pernikahan: The Perfect Husband

Satu hal yang khas dalam buku “Hai, Anak Cucuku” ini, adalah panggilan Tuan A. Hassan kepada pembaca:

“Hai, Anakku!”

Terasa seperti mendengar nasehat kakek yang begitu sayang kepada anak cucunya. Seperti dekat sekali dengan ulama ini untuk mendengar nasehatnya. Sungguh, membaca buku ini seperti sedang dijaga oleh seorang ulama besar untuk bisa bersikap benar.

cover Hai Anak Cucuku


Judul Buku : Hai, Anak Cucuku!

Penulis : A. Hassan

Editor : Artawijaya

Terbit : Oktober 2020

Penerbit : Al Muslimun

ISBN : 978-623-95024-0-9

2 comments:

  1. Komplit ulasannya. Betah ya nulis panjang²...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untung inget capek... jadi segitu aja wkkwkw

      Delete