Sunday 19 September 2021

Puisi: Sebuah Pesan Untuk Diri

Puisi-pesan-untuk-diri

Kau mungkin tak kan sanggup menghadapi hidup bersamanya
Maka dijauhkanNya dia dari segala bentuk temu darimu
Masa depan bukan milikmu, kan?
Cukuplah membayang, bahwa tak ada rencanaNya yang cela

Baca juga: Review Jalan Cinta Para Pejuang

Kau jelas butuh sosok lain
Yang lebih menguatkan, mencintai sepenuh cintaNya padamu
Yang tak pernah memilih lelah dengan segala bentuk ego dan keras kepala
Yang terlalu mengakar, tumbuh menjulang dalam dirimu

Kau tak perlu risau dengan nasib yang berlalu
Bukankah tak ada yang sia-sia dari hidupmu, kecuali waktumu bersama dosa-dosa?
Jangan, jangan pernah berhenti mengakui fitrahmu telah banyak ternoda oleh luka
Bukankah kau banyak belajar tegar dari sana?

Puisi: Canggung

Masa depan bukan milikmu
Tapi milik  makhluk yang tak ragu pada kuasa Tuhannya
Milik mereka yang percaya, bahwa usaha terbaik hari ini, tak pernah mengkhianati janji
Milik mereka yang teguh pada prinsip hidup meski udara menjadi beku

Fiksi: Menanti Temu

Kalaupun sekarang langit berwarna kadru
Perlahan menuju wulung
Percayalah, tak perlu kau tunggu ia berubah jerau
Esok, kan kau dapati getah manggis di ufuk timur

Maka tak selayaknya mimpi-mimpimu mati terlalu dini

Jombang, 20 September 2021



my other blog: hijrah finansial



1 comment:

  1. A captivating portrayal of resilience and faith in your verses, transcending challenges with a profound belief in divine plans. The imagery in "Waiting for the Meeting" beautifully conveys hope, assuring that dreams persist even in the face of uncertainty. Your poetic reflection on strength derived from life's wounds resonates, offering solace in acknowledging personal growth. The mention of "financial migration" hints at a pragmatic journey intertwined with spiritual narratives, adding an intriguing layer to your blog. Mutual Protection Orders in New Jersey
    abogado delitos sexuales nueva jersey

    ReplyDelete