Friday 29 July 2022

Pamer.bio Solusi Personal Branding di Zaman Serba Digital

 

personal-branding

Semingguan ini, rasanya frase “personal branding” dan skenario buat pamer bio menggema di dalam kepala. Ada materi WAG di kelas ODOP X mau bahas tentang ini. Di timeline media sosial pun beberapa kali perkara “pamer kepribadian” disinggung sana-sini. Kalian tahu, bagi orang setengah introvert, ini cukup mengganggu meskipun lumayan bikin penasaran.

Apalagi bagi orang introvert tulen, jangankan mau “pamer”, menampakkan diri di tengah publik aja butuh energi super besar. Begitu selesai, rasanya capek banget. Ga percaya? Tanyalah sendiri sama orang introvert.

Eh, bukan berarti orang introvert ga mau eksis ya. Justru disinilah sensasinya. Di satu sisi ada keahlian yang butuh dikenal banyak orang. Di sisi lain, jiwa introvert meronta-ronta pengen terus sembunyi. Orang ekstrovert pastiberpikir, “Ya nggak bisa gitu, kalau mau pamer sesuatu ya harus mau menampilkan diri di tengah publik.” Begitu kan, teorinya?

Pentingnya Personal Branding

Tak kenal maka ….

Pepatah itu seringkali dilanjutkan dengan kata “ta’aruf (kenalan)”, atau “tak sayang”. Ya, nggak kenal gimana mau sayang kan? Pandemi dan perubahan zaman yang kini serba digital telah membuktikan, bahwa siapa yang nggak dikenal oleh circle-nya, maka dia bukan siapa-siapa.

Seseorang punya usaha jasa misalnya, yang nggak kenal pasar, nggak punya kenalan, otomatis usaha itu bakal stuck, atau bahkan berhenti ga lama setelah dibuka. Begitu juga penulis, nggak punya media sosial, nggak pernah update status, orang mau kenal tulisannya dari mana?

Okelah kalau nggak mau dikenal di dunia nyata, minimal di dunia maya sekarang harus eksis. Misal ada orang mengetik namanya di mesin pencari, layar akan menunjukkan bagaimana jejak digitalnya diciptakan. Orang kemudian akan menilai, ini siapa sih? Seberapa baik dan untung jika bekerjasama nanti?

Tidak lagi hanya artis yang butuh perhatian publik. Wirausahawan perlu memasarkan produk, penulis perlu pembaca, penjual butuh pembeli, dan seterusnya. Semakin luas dikenal orang sebagai siapa, semakin mudah ditemukan ketika ada orang yang butuh dengan kita. Kira-kira, begitulah esensi personal branding.

Percayalah, sudah bukan zamannya orang menyembunyikan identitas diri. Netizen sekarang galak, euy. Coba aja kalau nggak percaya, tanyakan satu nama ke orang yang hobi stalking. Orang yang sama sekali nggak terkenal pun bisa dicari jejak digitalnya. Apalagi jika ada bibit-bibit eksis yang sudah tumbuh di dalam hati seseorang, pasti lebih mudah ditemukan di dunia maya.

Batasan Personal Branding

Apakah menjalankan proyek personal branding berarti membiarkan semua orang harus tahu siapa dan bagaimana kita sebenarnya? Oh, tentu tidak. Pamer bio di media sosial hanya perlu disesuaikan dengan tujuan utama: Kita pengen orang mengenal nama kita sebagai apa, sih? Itu aja. Nggak perlu setiap perasaan, kejadian, atau membiarkan orang membaca jelas apa yang ada di depan mata, dalam kepala dan hati kita. No, way!

Nah, meskipun harus diakui. Bagian harus memilah mana yang boleh dan perlu jadi konsumsi publik, dan man ayang harus dijaga banget biar ga jadi gossip, itu rasa tricky. Hati-hati aja, sih… dan hasilnya kadang aku jadi keterusan buat nggak sharing apa-apa di dunia maya. Ini bukan hanya perkara nggak konsisten atau nggak bisa memilah, Cuma tindakan hati-hati mengendalikan ujung jari memang bukan perkara sederhana.

Ya, ke depan aku masih pengen dikenal sebagai dosen yang aktif menulis, paham ilmu dan praktek sekaligus tentang keuangan Syariah, dan istiqomah di jalan yang benar. Luas banget ini mah goals-nya. Hehehe…

Kembali ke proposal personal branding-ku. Perlu di-break down biar ga gelagapan dalam upaya mewujudkannya. Sampai saat ini, poin “konsisten” masih jadi PR paling besar. Tapi nggak papa, selama kita masih hidup, masih dikasih kesempatan, berarti kita belum gagal.

Coba aja terus mewujudkan rencana demi rencana itu. Sampai akhirnya waktu kita habis nanti, semoga semua goals yang pernah dicatat baik lewat tinta atau hanya dalam kepala, bisa terwujud dengan baik. Hal-hal kecil harus dimulai, mungkin beberapa diantaranya akan berdampak besar. Seperti memasang link blog di pamer bio misalnya?

Pakai Pamer Bio

Pamer bio adalah sejenis platform yang dapat menjadi panggung virtual bagi siapapun, terutama para konten creator. Dengan satu link saja, seseorang bisa membuat jutaan orang lain mengenal banyak sisi sekaligus dari kemampuannya. Menulis, membuat video di YouTube, portofolio, semua bisa dipamerkan dalam satu link.

Mau coba? Langsung buka pamer.bio dan lakukan pendaftaran di sana. Untuk lebih jelasnya, simak video berikut:

 


No comments:

Post a Comment