Thursday 8 September 2022

Hidup Praktis Ala Anak Kos

 

hidup-praktis

Dari sekian kali merantau, tinggal jauh dari rumah, aku mulai terbiasa mengatur barang apa yang memang penting. Tidak boleh hanya bawa lalu di sana nganggur. Jadi anak kos itu harus praktis, tidak boleh manja dan kangenan. Ya bukan berarti nggak boleh kangen sama sekali, boleh lah. Beda urusannya kalau mau pulang, harus itung kemampuan finansial bakal cukup atau nggak.

Ya, aku nggak pengen merepotkan orang tua saat merantau. Sebenarnya nggak cuma waktu merantau, sejak kecil aku berusaha tidak menjadi beban berat bagi orang tua. Waktu masih SMP karena sekolah sore, paginya masih bantu jualan di TK. Waktu SMA, aku merasa jadi beban berat orang tua karena sama sekali nggak bisa bantu cari uang.

Kuliah S1, untung biaya pendidikan gratis. Tinggal biaya hidup dan tempat tinggal, aku sambil jualan pulsa, hasilnya lumayan buat diputar nambah biaya hidup. Selesai kuliah, kerja, pegang uang, sebagian besar kuserahkan orang tua. Ambil secukupnya aja. Wajar sih nggak punya banyak tabungan. Karena selain pekerjaanku bukan sumber penghasilan menengah ke atas, juga tidak banyak uang yang kuhasilkan.

Maka setiap merantau, aku selalu berhitung barang apa yang harus kubeli karena butuh. Selebihnya uang bisa disimpan atau dicadangkan buat kepentingan yang lebih besar. Kebiasaan hidup secukupnya ini membuatku belajar banyak tentang cara hidup praktis dalam banyak kondisi.

Barang Wajib Saat Aku Merantau

Ada beberapa barang yang harus ada saat aku merantau. Barang ini selain harus punya secara pribadi, ya nggak bakal nyaman juga misal nebeng, kecuali memang tersedia untuk digunakan oleh umum. Berikut diantaranya:

Setrika

Aku punya setrika Maspion warna biru-putih saat merantau kuliah yang pertama. Setelah pulang, di rumah otomatis ada dua setrika. Karena serumah butuh cuma satu, akhirnya setrikaku warna biru-putih itu diberikan kepada yang lebih butuh. Sekarang ketika aku merantau lagi, setrika beli baru. Karena baju harus selalu rapi, dan kalau sering pinjam pasti rasanya nggak enak. Jadi setrika ini wajib punya menurutku.

Panci Listrik

Aku mulai sadar pentingnya panci listrik ini saat merantau di Jakarta. Ternyata fungsinya banyak banget dan sangat membantu saat kelaparan. Kalau orang pakai panci listrik cuma buat masak air, bagiku tidak. Aku bisa masak mie, masak sayur, bahkan masak nasi pakai panci ini.

Sayur-sop-praktis
Sayur sop panci listrik


Serius! Caranya dengan memanfaatkan gelas Stainless Steel. Tahu gelas logam warna perak yang sering dipakai di restoran India atau Korea? Nah, gelas macam itu sudah banyak dijual di supermarket dan semacamnya. Aku bisa pakai gelas itu untuk masak nasi.

Caranya, beras yang sudah dicuci bersih masukkan dalam gelas dan beri air secukupnya. Lalu dalam panci listrik juga beri air, kira-kira tingginya setengah gelas saja. Setelah siap, nyalakan panci listrik dan biarkan gelas yang berisi beras dan air itu ikut mendidih sampai setengah jam kemudian. Prinsipnya sama seperti membuat nasi tim di atas kompor, tapi ini pakai panci listrik, jadi nggak perlu api.

Alternatif-masak-nasi
Nasi tim panci listrik


Pisau

Aku punya satu pisau lipat yang kubeli saat kuliah S1 di Jogja. Setelah itu, merantau kemanapun pasti pisau itu ikut. Fungsinya banyak banget. Bisa buat motong, ngupas, dan tentu saja berjaga-jaga. Ya walaupun belum pernah kugunakan mengancam orang jahat, pisau itu berguna sekali membuatku merasa aman.

Test Pen

Tahu alat yang buat ngetes arus listrik? Iya itu, aku bawa sejak tinggal di asrama saat S1. Kalau ada setrika perlu ganti kabel, stop kontak bermasalah, atau masalah listrik sederhana lain, aku bisa mengatasinya. Kalau nggak paham, kan aku bisa kirim gambar dan minta petunjuk ke orang-orang. Bisa ayah, teman, atau adik. Selain buat benerin listrik, test pen ini juga berfungsi buat ngencengin baut, buka sesuatu yang dikunci dengan baut, banyak deh.

Botol Minum

Ini wajib bawa karena aku suka minum. Rasanya setiap orang butuh banyak minum tiap hari, jadi barang ini penting dibawa. Biar nggak sampai dehidrasi. Kalau nggak kebawa, ya beli aja minum kemasan botol ukuran 600 ml gitu, buat jaga-jaga.

Barang Pribadi

Barang pribadi tentu ada pakaian, hanger buat jemur baju, obat-obatan, tas ransel, selimut, jaket, kosmetik, bantal kesayangan barangkali, dan lain-lain. Sesuatu yang nggak tega berjauhan, sebaiknya bawa aja saat merantau. Lumayan kan bisa jadi obat kangen rumah. Hehehe

Sekarang sih barang kesayangan yang kubawa cuma selimut. Boneka masih tinggal di rumah semua. Entah nanti kalau ada yang kesini bawa mobil mungkin bakal kuminta bawain si Kaka sama Panda dan Teddybear. Biar rame kamarku. Masalahnya sekarang masih kos juga, ga enak bawa banyak barang. Ribet nanti kalau pindahan. Mending nanti aja kalau udah punya rumah atau kontrakan yang emang buat aku sendiri dalam jangka waktu lama mereka bakal kubawa. 

Soal bagaimana cara sukses merantau, insya Allah udah siap post, tinggal tunggu jadwal tayangnya sebentar lagi. Kalau mau baca pengalamanku merantau tinggal klik aja tulisan beda warna di kalimat ini. Atau kalau mau baca pengalamanku sebelum kerja di sini, ada di post berikut soal perjalanan sebelum seleksi CPNS . Tulisan lain banyak lagi, silakan buka sendiri ya... terima kasih sudah membaca, sampai jumpa di tulisan berikutnya insya Allah segera

1 comment:

  1. Wow keren banget yang bagian panci listri. Sampe masak nasi pun bisa!

    ReplyDelete